Untuk Lebih detail/lengkapnya :
DOWNLOAD DISINI
PENDAHULUAN
1.1. Pendahuluan.
Kayu merupakan sumber daya alam yang dapat diperbaharui dan tersedia dalam berbagai macam spesies di negara tropis seperti Indonesia. Kayu sebagai bahan bangunan mempunyai banyak jenisnya sekitar 3000-4000 jenis pohon. Kayu sebagai bahan bangunan mempunyai kelebihan dibanding bahan bangunan lain seperti beton, baja, dan lain-lain. Diantaranya ringan, mudah dalam pelaksanaan, dapat mudah didaur ulang, nilai estetika dan relatif ekonomis.
Kayu sebagai bahan bangunan sampai saat ini masih hanya dipakai untuk struktur atap dan kusen. Sedangkan untuk struktur balok, kolom dan lantai masih jarang ditemui. Untuk itu diperlukan pengembangan teknologi pengolahan kayu sehingga dapat dijadikan andalan sebagai bahan bangunan alternatif yang aman dan ekonomis.
Kayu adalah salah satu bahan konstruksi ringan yang masih banyak digunakan di Indonesia, antara lain untuk keperluan rumah tinggal, jembatan dan lain-lain. Yang dianggap penting dalam perdagangan dan telah diselidiki hanya sekitar ±150 jenis pohon yang memenuhi syarat untuk konstruksi bangunan. Keuntungan dari kayu adalah sebagai bahan struktur bangunan yang tahan terhadap gempa serta memiliki nilai estetika dan nilai seni yang tinggi. Apalagi seperti kondisi saat ini setelah terjadinya gempa, masyarakat lebih memilih kayu sebagai bahan struktur bangunan.
Kayu merupakan hasil hutan dan sumber kekayaan alam yang masih berupa bahan mentah yang harus diolah terlebih dahulu untuk dapat digunakan sesuai kebutuhan.
Kayu yang dimaksudkan disini adalah kayu yang digunakan sebagai bahan bangunan, yaitu kayu olahan yang diperoleh dengan memproses kayu bulat atau gelondongan menjadi kayu berbentuk balok, papan dan bentuk-bentuk yang lain sesuai dengan tujuan penggunaannya.Di Indonesia kayu dapat dibedakan menjadi empat golongan, yaitu:
X Pohon berdaun lebar (breadleaf trees).
Adalah jenis kayu yang disebut sebagai kayu keras pada umumnya (hard woods).
X Pohon berdaun jarum (conibearing trees).
Adalah kayu yang disebut sebagai kayu lunak (soft woods).
X Pohon palm.
Adalah jenis-jenis kayu seperti pohon kelapa, aren, lontar dan nibung.
X Pohon sebangsa bambu (rumput-rumputan).
Adalah semua jenis bambu yang biasa digunakan sebagai bahan bangunan.
Menurut PUBI-1982, kayu sebagai bahan bangunan dapat dibedakan menjadi tiga golongan pemakaian, yaitu:
X Kayu Bangunan Struktural
Ialah kayu yang digunakan sebagai struktur bangunan.
X Kayu Bangunan Non-Struktural
Ialah kayu yang digunakan sebagai bagian dalam bangunan yang tidak berfungsi sebagai struktur bangunan.
X Kayu Bangunan Untuk Keperluan Lain
Ialah kayu yang digunakan sebagai bahan bangunan penolong atau bangunan sementara.Seperti kita ketahui Indonesia adalah suatu negeri yang sangat kaya akan kayu, baik kayu di dalam jenisnya maupun kaya di dalam arti kuantitasnya. Jenis-jenis pohon di Indonesia ada beberapa ribu, sedang jika kita melihat gambar peta Indonesia akan nyatalah, bahwa pulau-pulau besar seperti Jawa, Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi masih banyak mempunyai hutan sebagai penghasil kayu. Tetapi sayangnya, bahwa di dalam konstruksi kayu kita belum banyak melakukan penelitian-penelitian untuk mendapatkan cara konstruksi kayu yang baru yang bermaksud untuk menghemat pemakaian kayu.
Karena kurangnya penelitian ini, yaitu pekerjaan research maka pemakaian kayu di dalam konstruksi Indonesia terlalu berlebih-lebihan, sedang alat-alat sambung kayu yang dipergunakan termasuk kuno. Dengan adanya alat-alat sambung baru atau modern, pemakaian kayu di dalam konstruksi dapat dihemat, sedang bangunan-bangunan yang besar, seperti kuda-kuda untuk pabrik, gedung-gedung pertunjukan, jembatan, gedung olah raga, yang mempunyai bentangan 50 meter atau lebih, dapat dibuat dari kayu.
Di negeri-negeri kayu, terutama di Amerika dan Swedia, di dalam bangunan gedung-gedung yang besar, pemakaian kayu sebagai konstruksi dukung banyak menggantikan besi dan beton bertulang. Dipukul rata-rata konstruksi kayu dengan dukung yang sama, harganya ± 23% sampai 40% lebih murah dari pada konstruksi baja atau beton bertulang. Dengan pengetahuan tentang dasar-dasar bangun kayu serta sifat-sifat dan penelitian-penelitian orang ahli pemakaian kayu di Indonesia dapat dihemat, faktor aman pada konstruksi kayu yang besar ± 10 dapat diperkecil menjadi 5,5 sampai 8, asal teknik penyambungan dapat disempurnakan. (Ir. Suwarno Wiryono)
Salah satu karakteristik kayu yang paling penting adalah sifatnya yang dapat diperbarui. Bahkan mungkin kayu tidak akan habis asalkan digunakan dengan pandangan masa depan dan perencanaan jangka panjang. Dala zaman makin berkurangnya sumber bahan bakar fosil, sumber alternatif seperti kayu yang secara terus menerus diperbarui oleh alam menjadi sangat penting. (Dietrich Fengel and Gerd Wegener)1.1. Struktur Kayu.
Struktur kayu merupakan suatu struktur yang elemen susunannya adalah kayu. Dalam perkembangannya, struktur kayu banyak digunakan sebagai alternatif dalam perencanaan pekerjaan-pekerjaan sipil, diantaranya adalah: rangka kuda-kuda, rangka dan gelagar jembatan, struktur perancah, kolom, dan balok lantai bangunan.
Pada dasarnya kayu merupakan bahan alam yang banyak memiliki kelemahan struktural, sehingga pengunaan kayu sebagai bahan struktur perlu memperhatikan sifat-sifat tersebut. Oleh sebab itu, maka struktur kayu kurang populer dibandingkan dengan beton dan baja. Akibatnya saat ini terdapat kecenderungan beralihnya peran kayu dari bahan struktur menjadi bahan pemerindah (dekoratif).
Namun demikian pada kondisi tertentu (misalnya: pada daerah tertentu, dimana secara ekonomis kayu lebih menguntungkan dari pada penggunaan bahan yang lain) peranan kayu sebagai bahan struktur masih digunakan.
a) Bentuk dan Kegunaan Kayu.
Sebagai bahan struktur kayu mempunyai berbagai kekuatan, khususnya dalam:
Ø Menahan Tarikan.
Kekuatan terbesar yang dapat ditahan oleh kayu adalah sejajar arah serat, sedangkan kekuatan tarikan tegak lurus arah serat lebih kecil dari pada sejajar serat.
Ø Menahan Tekanan Desak.
Kayu juga dapat menahan beban desak, baik tekanan sejajar serat maupun tegak lurus serat, misalnya sebagai bantalan kereta api. Daya tahan desak tegak lurus serat lebih kecil bila dibandingkan dengan sejajar serat.
Ø Menahan Lenturan.
Besarnya daya tahan kayu terhadap lenturan tergantung pada jenis kayu, besarnya penampang kayu, berat badan, lebar bentangan, sehingga dengan dapatnya kayu menahan lenturan maka dapat menahan beban tetap maupun beban kejut/pukulan.
Sebagai bahan struktur kayu biasanya diperdagangkan dengan ukuran tertentu dan dipakai dalam bentuk balok, papan, atau bentangan bulat, (berdasarkan SK-SNI-03-2445-1991)To be continued....
2 komentar:
makasin infonya.............kita tunggu kunjungan baliknya dan komentar ke link kita
semoga bermanfaat
trimakasih materinya sangat bermanfaat........salam teknik sipil
Posting Komentar